Nggak tau lagi awalnya darimana,tba-tiba saya kepikiran
untuk membuat postingan semacam ini. Nah, setelah sebelumnya saya pernah
membagikan post atau artikel tentang mengapa kita selalu kepikiran si dia? Kali
ini saya akan mencoba membuat artikel mengenai salahkah apabila kita menyukai
pacar orang lain/pacar teman/sahabat kita sendiri?
Sebenarnya kalau menurut saya pribadi, apa sih salahnya
menyukai seseorang(sebagai lawan jenis) karena ketertarikan atau semacamnya?
Dan juga masih dalam batas wajar untuk mentolerir rasa suka.

Dan terkadang kita juga tau, kalau dia yang kita
taksir/suka, dia juga sudah punya pacar. Walaupun harus memendam rasa suka yang
tidak bisa tersampaikan, mungkin lebih baik daripada mengganggu hubungan orang
lain.
Mungkin dengan berbincang-bincang ringan juga bisa
mengobati rasa suka yang kita pendam selama ini. Ya walau hanya sebatas
menanyakan kabar/sesuatu yang kurang penting, tapi apa salahnya selama kita
tidak melewati batas? Apalagi orang yang kita suka ternyata pacar teman kita
sendiri.
Bahkan, ada juga yang sampai terlalu memikirkan atau
terbayang-bayang orang yang kita suka. Nah, apakah itu semua masih dalam batas
wajar atau malah kita yang tidak bisa mengendalikan rasa suka kita?
Mungkin dari kita berharap, hubungan merka bisa “putus"
secepatnya, jadi kita ada kesempatan untuk PDKT/mendekati dengan mencari
perhatian kepada orang yang kita suka. Tapi kayaknya itu kemungkinan yang
amat-sangat kecil. Memangnya kita mau menunggu sampai kapan, apa selamanya kita
akan menunggu?

Mungkin ketika kita lelah menunggu dengan semua ini,
pasti akan terpikirkan “kenapa nggak mencari yang lain aja?, kenapa aku harus
menunggunya?, kenapa juga aku harus merusak hubungan orang lain? Toh masih banyak
juga diluar sana yang mungkin lebih baik dari orang yang kita sukai tadi,
walaupun bukan teman kita sendiri.
Lalu, bagaimana kalau orang yang kita itu teman satu
kelas(sekolah/kampus) dengan kita? Mungkin akan lebih sering ketemu daripada
yang nggak satu kelas. Apalagi kalau si dia tidak masuk kelas, entah benar atau
nggak, seolah-olah kita itu kayak ada rasa penasaran dan peduli, kenapa sih kok
dia hari ini nggak berangkat?
Nah, sebagai perwakilan dari perasaan yang terpendam ini,
bukannya baper, tapi lebih mengarah ke arah yang salah sepertinya. Jadi kalau
emang benar saya di posisi yang seperti diatas tersebut(yang memang sudah saya
rasakan sendiri)yk, mungkin saya juga harus menjaga jarak, tidak boleh ceroboh
dalam bersikap atau yang lainnya.
Jadi, memang ada rasa sedih yang mendalam, seolah-olah
kita itu bukan siapa-siapanya dia, tapi masih mending kalau dia(orang yang kita
suka) itu masih menganggap kita sebagai temannya. Ya walaupun susah menerima
kenyataan yang pahit, lebih pahit dari minum obat/jamu sekalipun.
Daripada melihatnya dia dengan orang lain menjadikan kita
lebih sedih yang teramat sangat mendalam, mungkin lebih baik kita tdak usah
terlalu memikirkannya dan juga tidak usah berharap lebih. Tapi kalau emang
jodoh sih nggak akan kemana. Yang terpenting untuk saat ini yang bisa saya
lakukan adalah, perlahan-lahan untuk tidak terlalu memikirkan hubungan dia
dengan oran lain alias pacarnya.
Belum lagi kalau dia(orang yang kita suka) malah merasa
nyaman dengan pacarnya tersebut, lha kita bisa apa? Daripada malah membuat kita
merasa sakit hati, kita juga harus tahu diri lah, mungkin ya emang dia itu ya
begitulah, sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Aku nggak tau lagi harus mengetik apa lagi, semakin aku
memikirkannya, semakin juga aku merindukannya, merasa kangen dan malah hanya
akan membuatku merasa sakit(hati). Yang ada malah bikin perasaan ini semakin
nggak jelas dan semakin nggak karuna. Yang terpenting adalah kita masih bisa
menjalin tali silatuahmi.