20 April 2015

Ulin N

The Delayed Death - Part 2



The Delayed Death - Part 2

Author: Ulin Nuha 
Arrived and Disappear

Pertarungan aku dengan dia pun tak bisa terelakkan. Kami bertarung dengan sekuat tenaga hingga lama. Karena mungkin dia yang kelihatannya hanya bermain-main dalam pertarungan ini, aku rasa aku harus segera mengakhiri pretarungan ini. Aku berhasil mengelabuhinya dengan kecepatan lari yang bisa aku andalkan. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menusukkan pedang yang sudah kusiapkan untuk menusuk tepat dadanya. Alhasil tusukan pedangku pun sangat meleset. “Hah, bagaimana mungkin dia bisa menghindari seranganku?” ucapku dalam hati.

Dengan masih dalam keadaan bingung, aku pun heran, tidak mungkin dia bisa menghindari seranganku dengan mudah. “Hahahhaa… Apa hanya itu kemampuanmu, anak muda?” Ucap dia. “huft, sombong seklaoi kau. Kali ini coba kalau kau bisa menghindari seranganku ini” gumamku. Aku pun berlari kearahnya dan dia juga berlari kearahku. Dengan perasaan cemas, aku punya rencana untuk menghindar.  Aku mencoba untuk menghindarinya, tapi dengan cepat seolah-olah dia bisa membaca pikiranku, dia menyerangku dari belakang menggunakan pedangnya, sialnya tebasan pedang tersebut tepat mengenai siku tangan kananku.

Sungguh mustahil, tidak bisa dibayangkan kalau aku bisa terkena tebasan pedangnya hingga mengenai tangan kanan bagian siku. “Cukup sudah bermain-mainnya, aku akan menghabisimu sekarang juga. Bersiaplah untuk menemui ajalmu.” Teriaknya. Karena hampir aku tidak punya harapn lagi untuk kabur dari serangannya, aku hanya bisa pasrah dengan keadaan yang seperti tu. “MATILAH KAU!!!” teriaknya.

Duarrrr!!! Terdengar suara petir yang menyambar dari langit ke tanah tepat didepanku. Mungkinkah serangannya meleset, ataukah sengaja dia tidak mengenakan serangannya kearahku? Saat kulihat kearahnya karena cahaya kilatan tadi sangat sialu, dia tergeletak tak berdaya. Seperti lenyap seketika. Aku tak percaya, apakah dia bunuh diri ataukah ada sesuatu yang lain?

Saat aku mencoba mendekatinya, ada yang menepuk pundakku dari belakang. Akupun gemetar karena kaget ada yang menepuk pundakku dari arah ke belakang. “Apa kau baik-baik saja?” terdengar suara dari arah belakang. Aku dengan cepat menoleh kearah belakang. Aku melihat sesosok wanita yang belum pernah aku kenal. Apakah dia juga musuh, ataukah dia berada di pihakku? “Iya, aku baik-baik saja” dengan suara yang agak kaku karena menahan rasa sakit akibat terkena tebasan pedang tadi. “Siapa kau ini” ucapku. Dia hanya tersenyum kecil, dia menyuruhku untuk mendekati orang yang hampir membunuhku tadi. Aku langsung mendekatinya, saat aku memeriksa tubuhnya, ternyata dia sudah mati.

“Dia sudah mati, apa kau yang melakukannya?” ucapku. Aku menoleh kearah kebelakang dengan nada datar. Tapi entah mengapa dia sudah tidak ada, seperti ditelan lautan dalam sekejap. Dengan agak ketakutan, aku mndekati orang yang mati tadi, berharap ada sesuatu yang berharga yang bisa aku ambil dan aku gunakan. Hanya ada beberapa benda yang sangat berharga yang aku butuhkan, yakni pedang, kalung perak dan sedikit berlian. Mungkin dia adalah pembunuh bayaran yang selama ini menjadi pembunuh yang paling terkenal akan kesadisannya. Aku pergi melanjutkan menuju perkotaan, yang mungkin bisa aku gunakan untuk mencari tempat penginapan untuk istirahat sejenak.

To Be Continued. . .

Ulin N

About Ulin N -

Aku itu orangnya suka banget sama film horor, horor barat gitu. Dan kalau lagi bosan, biasanya aku suka jalan-jalan pakai sepeda. Biasanya sih ke tempat yang sejuk, seperti di pesawahan yang banyak penghijauanya. Salam kenal ^^

Jangan lupa untuk di Subscribe ya ^^ :